1.
Pengertian Proses Sosialisasi
Menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, proses sosial adalah pengaruh timbal
balik antara berbagai bidang kehidupan yang berguna. Kehidupan bersama itu
dapat dilihat dari beberapa segi. Misalnya dilihat dari aspek hukum.
Aktivitas
sosial itu terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya
dengan manusia lain.
Jadi,
dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan bentuk utama dari proses
sosial.
Keseluruhan
kebiasaan yang dimiliki manusia di bidang ekonomi, kekeluargaan, pendidikan,
agama, politik, dan sebagainya harus dipelajari oleh setiap anggota baru
masyarakat melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi. Menurut Berger,
sosialisasi sebagai proses melalui bagaimana seorang anak belajar menjadi
seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Beberapa teori
sosialisasi menurut para ahli sosiolog adalah sebagai berikut:
a.
Teori George Herbert Mead
Menurut
Mead setiap anggota baru harus mempelajari peran-peran yang ada di dalam
masyarakat yaitu suatu proses yang dinamakan pengambilan peran. Dalam proses
ini seorang belajar untuk mengetahui peran yang harus dijalankan serta peran
yang harus dijalankan orang lain. Jadi diri seseorang terbentuk melalui
interaksi dengan orang lain.
b.
Teori Charles H. Cooley
Menurut
Cooley, seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain melalui
tiga tahap, yaitu:
1.
Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadapnya.
2.
Seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap
penampilannya.
3.
Seseorang mempunyai perasaan apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain
terhadapnya.
Ia
menganalogikan antara pembentukan diri seorang dengan perilaku orang yang
sedang bercermin. Misalnya seseorang siswa memperoleh nilai rendah dalam ujian,
ia merasa bahwa para gurunya menganggapnya bodoh, maka ia kurang dihargai dan
siswa tersebut menjadi murung.
2.
Agen Sosialisasi
Ada
empat agen sosialisasi yaitu keluarga, teman bermain, lingkungan sekolah dan
media massa. Misalnya, surat kabar, majalah, buletin, televisi, radio dan
iklan.
a.
Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan utama yang dikenal oleh anak. Agen sosialisasi di
lingkungan keluarga meliputi orang tua, saudara kandung bahkan untuk lingkungan
besar termasuk kakek, nenek, paman, bibi, dan sebagainya. Di samping itu bagi
keluarga yang memiliki status sosial yang lebih baik, agen sosialisasi
termasuk, pekerja sosial, petugas anak, pembantu dan sebagainya. Peran agen
sosialisasi terutama orang tua sangat penting. Arti pentingnya agen sosialisasi
terletak pada pentingnya kemampuan yang harus dikerjakan kepada anak.
b.
Teman bermain
Anak
mulai bergaul dengan lingkungan selain keluarganya. Misalnya; tetangganya atau
teman sekolahnya, berarti anak menemukan agen sosialisasi yang lain. Pada
lingkungan ini seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru, dia melakukan
interaksi sosial sederajat, anak memasuki game stage yaitu mempelajari aturan
yang mengatur peran orang lain yang kedudukannya sederajat.
c.
Lingkungan sekolah
Di
lingkungan sekolah atau pendidikan formal seorang anak mulai mempelajari
hal-hal baru yang belum dipelajari dalam lingkungan keluarga maupun kelompok
bermain. Pendidikan formal mempersiapkan penguasaan peran-peran baru yang akan
digunakan di kemudian hari, pada saat anak tidak tergantung pada orang tua
lagi. Di lingkungan sekolah, seseorang belajar bahasa (mendengarkan berbicara,
membaca dan menulis), belajar matematika, ilmu pengetahuan sosial dan pelajaran
lain-lain. Di lingkungan sekolah, para siswa belajar kemandirian, prestasi,
umum dan khusus.
1.
Kemandirian
Jika
di rumah anak dapat mengandalkan bantuan orang tuanya dalam melakukan berbagai
tugas, maka di sekolah sebagian besar harus dilakukan dengan penuh rasa
tanggung jawab. Jadi tidak ada ketergantungan pada orang lain.
2.
Prestasi
Di
sekolah anak belajar bersaing dan berprestasi. Setiap tugas-tugas yang
diberikan akan memperoleh penghargaan berupa nilai, berbagai nilai yang
diperoleh akan menunjukkan tingkat prestasi seseorang sehingga seorang anak
termotivasi untuk belajar dan meraih prestasi.
3.
Umum
Di
lingkungan sekolah, setiap anak akan memperoleh perlakuan yang sama (secara
umum), berbeda dengan di lingkungan keluarga, seorang anak cenderung memperoleh
perlakuan khusus.
4.
Khusus
Di
lingkungan sekolah, penilaian terhadap perilaku siswa dibatasi secara khusus.
Misalnya penilaian matematika tidak mempengaruhi mata pelajaran lain, seperti
bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan sosial dan lain-lain. Keberhasilan atau
kegagalan ditentukan oleh prestasi secara khusus tiap-tiap mata pelajaran itu
sendiri.
5.
Media Masa
Media
masa, baik media cetak (surat kabar, majalah) maupun elektronik (radio,
televisi, film, internet) merupakan bentuk komunikasi yang dikatagorikan
sebagai agen sosialisasi. Pesan-pesan yang disampaikan baik melalui surat
kabar, majalah, radio, televisi, film dan internet akan mempengaruhi perilaku
seseorang. Misalnya, anak mengikuti gaya mode dan penampilan para artis.
3.
Tujuan dan Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi
a.
Tujuan sosialisasi
Tujuan
sosialiasi yaitu sebagai proses pengenalan diri sendiri dan orang lain dengan
perannya masing-masing. Melalui sosialisasi, seseorang dapat menyesuaikan
perilaku yang diharapkan, mengenal dirinya dan mengembangkan segenap potensinya
untuk menjadi anggota masyarakat dengan menanamkan nilai-nilai dan kepercayaan
sebagai pedoman dalam kehidupannya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan sosialisasi adalah:
1.
Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial di mana seseorang individu
bertempat tinggal, misalnya mengenal anggota keluarga (ayah, ibu dan
saudara-saudaranya).
2.
Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial masyarakat. Misalnya mengenal
teman bermain, mengenal tetangga.
3.
Untuk mengenal lingkungan alam sekitar. Misalnya mengenal kedudukan tempat
tinggalnya di antara masyarakat dan mengenal lingkungan tempat bekerja.
4.
Untuk mengenal sistem nilai-nilai norma-norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat. Misalnya, mengenal adat istiadat, mengetahui peraturan-peraturan
yang berlaku dan sanksi-sanksi yang diterapkan.
5.
Untuk mengenal dan mengetahui lingkungan sosial budaya sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan masyarakat.
b.
Indikator Keberhasilan Proses Sosialisasi
Keberhasilan
seseorang individu dalam proses sosialisasi dapat dilihat dan diukur dari
adanya indikasi-indikasi sebagai berikut:
1.
Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan lingkungan alam
sekitarnya, hal ini dapat dan seorang mengenal keluarga, saudara, tetangga.
2.
Dapat berintegrasi dengan lingkungan sosial masyarakat.
3.
Adanya peningkatan status dan peranan seseorang dalam usaha peningkatan kasir.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Sosialisasi
Keberhasilan
proses sosialisasi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari diri individu,
wawasan biologis, potensi dirinya dan faktor yang berasal dari luar dirinya.
a.
Faktor dari dalam
Faktor
yang berasal dan dalam individu seseorang meliputi:
1.
Bilogis yang meliputi bentuk tubuh, golongan darah, wajah alat indera.
2.
Tingkat kecerdasan atau Intelegensi Question (IQ).
3.
Tingkat emotional atau Emotional Question (EQ) dan
4.
Potensi, bakat, serta keterampilan.
b.
Faktor dari luar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses sosialisasi yang berasal dari luar yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat setempat, lingkungan bermain/pergaulan,
lingkungan pendidikan, dan lingkungan pekerjaan.
5. Pembentukan
Kepribadian
a.
Faktor-faktor pembentukan kepribadian
Istilah
“Kepribadian” adalah sebagai ciri-ciri watak seseorang individu yang konsisten,
yang memiliki identitas khusus sebagai individu. Ciri khas tersebut berbeda
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang adalah:
1.
Faktor keturunan
2.
Faktor lingkungan alam
3.
Lingkup budaya
4.
Situasi
b.
Unsur-unsur pembentukan kepribadian
1.
Pengetahuan
Pengetahuan
merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang
sadar, dan secara nyata yang terkandung di dalam otaknya. Seluruh proses akal
manusia yang sudah jadi antara lain, persepsi, apersepsi, pengamatan, konsep
maupun fantasi.
2.
Perasaan
Perasaan
adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia, karena pengaruh pengetahuannya
dinilai sebagai keadaan positif atau negatif. Adapun dorongan naluri antara
lain, dorongan untuk memperatahankan hidup, dorongan seks, dorongan untuk
berbakti, rasa, simpati, cemburu, dorongan akan kehendak bentuk, warna dan
gerak.
c.
Tipologi kepribadian
Tipologi
kepribadian seseorang menjadi enam tipologi dan masing-masing memiliki karakter
dan kedudukan yang berbeda-beda. Keenam tipologi yang dimaksud adalah:
1.
Realistis
Tipe
realistis yaitu seseorang yang menyukai kegiatan fisik yang menuntut
kererampilan, kekuatan dan koordinasi.
2.
Investigatif
Seseorang
yang memiliki tipe investigatif menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran,
pengorganisasian dan pemahaman.
3.
Sosial
Tipe
sosial yaitu seseorang yang menyukai kegiatan yang membantu meringankan beban
orang lain.
4.
Konversional
Tipe
konversional yaitu tipe yang menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan
jelas.
5.
Enterfising
Tipologi
ini menyukai kegiatan di mana selalu ada peluang untuk mempengaruhi orang lain.
6.
Artistik
Seseorang
dalam tipologi ini menyukai kegiatan yang bersifat mendua, eksperesif, kreatif.
Karakternya imajinatif, tidak teratur, idealis, emosional, tidak praktis.
Kedudukannya: tukang cat, pemusik, penulis.
6.
Fungsi Nilai dan Norma Sosial
a.
Nilai Sosial
1.
Pengertian nilai sosial
Nilai
adalah suatu ukuran atau patokan yang diyakini dan dijadikan standar pedoman.
Nilai sosial berarti pedoman perilaku yang dianggap baik, pantas dan benar
sebagai ukuran perilaku masyarakat.
2.
Ciri-ciri nilai sosial
1.
Hasil interaksi sosial antar warga masyarakat
2.
Bukan pembawaan sejak lahir
3.
Terbentuk melalui proses belajar
4.
Dapat mempengaruhi perkembangan pribadi
5.
Berhubungan satu sama lain dan
6.
Bervariasi antara budaya yang satu dengan yang lain.
b.
Norma Sosial
1.
Pengertian sosial
a.
Umumnya tidak tertulis kecuali norma hukum
b.
Hasil dan kesepakatan masyarakat
c.
Warga masyarakat mentaatinya
d.
Mengandung sanksi bagi yang melanggarnya dan
e.
Menyebabkan terjadinya perubahan sosial sehingga norma sosial dapat berubah
pula.
Menurut
Berry, unsur pokok dari norma yaitu tekanan sosial terhadap anggota-anggota
masyarakat untuk menjalankan norma-norma tersebut. Jika aturan-aturan tidak
dikuatkan oleh desakan sosial, maka tidak dapat disebut norma sosial. Adanya
desakan sosial itu merupakan ciri, bahwa norma-norma itu benar-benar telah
menjadi norma sosial, sebab norma disebut sebagai norma sosial bukan saja
karena telah mendapatkan sifat kemasyarakatannya akan tetapi telah dijadikan
patokan dalam perilaku.
2.
Tahap-tahap Norma sosial
Berdasarkan
tingkat daya ikat terhadap masyarakat tahap-tahap norma sosial meliputi:
a.
Norma cara (Usage)
Norma
cara yaitu tata cara yang dianut seseorang dalam melakukan sesuatu.
b.
Norma kebiasaan (Folkways)
Norma
kebiasaan yaitu suatu aturan yang biasa berlaku di lingkungan masyarakat (biasa
dilakukan secara berulang-ulang).
c.
Norma tata kelakuan (Mores)
Suatu
norma kebiasaan yang sudah mengakar di masyarakat berkembang menjadi norma tata
kelakuan, norma tata kelakuan digunakan sebagai alat pengawasan oleh masyarakat
kepada anggotanya.
d.
Norma hukum
Norma
hukum yaitu suatu rangkaian aturan yang menjadi pedoman bagi seluruh warga
negara. Norma hukum berisi ketentuan-ketentuan perundang-undangan termasuk
peraturan pemerintahan baik pusat maupun daerah dan keputusan-keputusan pejabat
pemerintah yang dijadikan pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara,
apabila dilanggar dikenakan sanksi hukum baik penjara, denda atau hukuman mati.
3.
Jenis-jenis norma sosial
Dilihat
dari bidang-bidang kehidupan yang diaturnya, norma sosial dibagi menjadi 4
jenis antara lain adalah:
a.
Norma kesusilaan dan kesopanan
Norma
kesusilaan adalah norma yang bersumber dari perasaan manusia sedangkan norma
kesopanan bersumber pada akal pikiran manusia.
b.
Norma adat atau kebiasaan
Norma
adat atau kebiasaan yaitu norma yuang mengatur kehidupan bermasyarakat yang
dipergunakan secara berulang-ulang dan dibakukan sebagai pedoman adat dalam
kelompok masyarakat tertentu, misalnya adat perkawinan, adat pembagian warisan,
upacara penguburan dan selamatan.
c.
Norma Agama
Norma
agama yaitu aturan-aturan yang bersumber dan ajaran agama yang mengikat pada
penganutnya yang berisi perintah-perintah maupun larangan bagi penganutnya
masing-masing untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat, pelanggaran norma
tersebut akan dianggap sebagai perbuatan dosa.
d.
Norma Hukum
Norma
hukum merupakan norma sosial yang dibuat oleh lembaga berwenang untuk dijadikan
pedoman dalam mengatur kehidupan warga negara, dan kehidupan dalam hal ini
sanksi bagi yang melanggar dikenai denda, hukuman penjara, sesuai tingkat
kesalahannya.
7.
Fungsi Nilai dan Norma Sosial
Maurice
Doverger berpendapat bahwa nilai-nilai sosial mencerminkan suatu kualitas
referensi dalam tindakan, memberikan sumbangan yang berarti kepada pembentukan
pandangan dunia mereka, memberikan perasaan identitas kepada masyarakat dan
menentukan seperangkat tujuan yang hendak dicapai.
Saparinah
Sadli menjelaskan bahwa norma-norma sosial yang menjadi pedoman perilaku
manusia sebenarnya bersumber dari niali-nilai.
Fungsi
nilai dan norma-norma sosial antara lain adalah:
1.
Sebagai petunjuk perilaku
Nilai
dan norma merupakan sesuatu yang mengandung kebaikan yang telah diyakini dan
dijadikan pedoman dalam kehidupan.
2.
Sebagai pelindung pihak-pihak yang lemah
Nilai
dan norma sosial berlaku secara umum di lingkungan masyarakat. Nilai dan norma
membatasi ruang gerak orang-orang yang kuat untuk melakukan perilaku
sekehendaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar